Selasa, 01 November 2016

Bagaimana Bisnismu Berkembang, Baik atau Tidak?

Sumber Daya Manusia dalam Bisnis

Perencanaan SDM
Perencanaan SDM merupakan fungsi pertama-tama yang harus dilakukan perusahaan. Hal utama yang harus dilakukan perusahaan dalam perencanaan SDM adalah peramalan. Peramalan dimaksud untuk memperkirakan kebutuhan SDM dan dapat menentukan langkah-langkah lain dalam perekrutan SDM. Peramalan Sumber Daya Manusia berusaha untuk menentukan karyawan seperti apa, posisi/jabatan apa, berapa jumlah yang diperlukan, baik tuntutan keahlian atau ketrampilan tertentu, dan berapa jumlah pegawai yang diperlukan oleh organisasi tersebut.

Prinsip dan Cara Melakukan Perencanaan SDM
Perkembangan dan pertumbuhan perusahaan perlu didukung dengan sumber daya manusia yang kompeten dan memiliki kinerja yang unggul. Proses penyiapan sumber daya manusia yang kompeten dimulai melalui proses perencanaan SDM yang sistematis.
Melalui perencanaan SDM inilah dilakukan penetapan strategi untuk memperoleh, memanfaatkan, mengembangkan, dan mempertahankan SDM sesuai dengan kebutuhan perusahaan sekarang dan pengembangannya di masa depan.
Perencanaan SDM harus dimulai dari pendayagunaan secara efektif dan efisien (optimal) SDM yang sudah dimiliki; dan hanya akan menambah atau merekrut SDM dari luar apabila ternyata terdapat kekurangan SDM untuk melaksanakan tugas-tugas pokok perusahaan.

Prinsip Perencanaan SDM.
Selanjutnya, terdapat tiga prinsip utama yang perlu diperhatikan dengan cermat ketika melakukan proses perencanaan SDM                   :
  1. Tujuan Perencanaan SDM harus dihubungkan dengan program dan kegiatan bisnis yang diemban oleh setiap unit kerja. Strategi dan rencana bisnis ke depan merupakan dasar yang sangat penting untuk mulai menyusun perencanaan SDM.
  2. Penetapan persyaratan atau kualifikasi SDM yang tepat harus dirancang dan dipergunakan dalam rekrutmen dan seleksi. Perencanaan SDM yang baik juga selalu diawali dengan penetapan kualifikasi SDM yang jelas dan diterapkan secara konsisten dalam proses rekrutmen/seleksi.
  3. Proses perencanaan SDM harus juga disertai dengan prediksi permintaan (demand) dan persediaan (supply) pasar tenaga kerja (internal dan eksternal). Perencanaan SDM harus didasarkan pada prediksi yang cukup akurat dan dilakukan secara kontinyu, mengenai pola demand dan supply tenaga kerja, baik pada sisi internal perusahaan ataupun sisi eksternal.

Tahapan Perencanaan SDM
Arah Strategi Perusahaan
Tahapan dalam proses perencanaan SDM dimulai dari arah strategi perusahaan. Arah strategi perusahaan akan memberikan acuan mengenai profil dan kebutuhan pegawai yang perlu dipenuhi.
Dengan demikian, diharapkan akan muncul adanya koneksi antara strategi bisnis di masa depan dengan strategi pengembangan SDM yang akan dijalankan.
Dengan kata lain, strategi dan program perencanaan SDM hanya akan memiliki makna jika ia selalu diintegrasikan dengan kebutuhan strategis perusahaan dalam menghadapi tantangan bisnis yang makin berat – baik dari sisi ekonomi makro maupun persaingan antar perusahaan. Dalam proses ini, kebijakan dan roadmap strategi perusahaan akan menjadi sumber masukan bagi para pengelola SDM dalam merumuskan rangkaian program perencanaan SDM yang akan dijalankan.
Faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Perencanaan SDM
Dalam melakukan proses perencanaan SDM, terdapat tiga faktor utama yang perlu diperhatikan, yakni     :
  1. Estimasi jumlah pekerja yang keluar (baik karena pensiun atau mengundurkan diri). Data mengenai jumlah pegawai yang keluar (pensiun atau mengundurkan diri) merupakan variabel utama dalam menentukan kebutuhan jumlah SDM di masa mendatang.
  2. Kebutuhan perusahaan karena akan melakukan ekspansi atau pemekaran organisasi. Rencana pengembangan organisasi atau adanya unit usaha baru di masa depan memberikan informasi mengenai berapa jumlah pegawai baru yang diperlukan, dan bagaimana kebutuhan kualifikasinya.
  3. Sumber daya keuangan perusahaan. Rencana SDM selalu harus memperhatikan dan disesuaikan dengan sumber daya keuangan perusahaan. Dalam hal ini diharapkan perencanaan SDM akan mampu memberikan solusi penggunaan biaya tenaga kerja yang paling optimal (efisien dan efektif).
Rekrutmen
Menurut Henry Simamora (1997:212) : “Rekrutmen (Recruitment) adalah serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian. Sedangkan menurut Faustino Cardoso Gomes (1995:105): Rekrutmen merupakan proses mencari, menemukan, dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi.
Menurut Schermerhorn (1997) : Rekrutmen (Recruitment) adalah proses penarikan sekelompok kandidat untuk mengisi posisi yang lowong. Perekrutan yang efektif akan membawa peluang pekerjaan kepada perhatian dari orang-orang yang berkemampuan dan keterampilannya memenuhi spesifikasi pekerjaan. Maksud rekrutmen adalah untuk mendapat persediaan sebanyak mungkin calon-calon pelamar sehingga perusahaan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pilihan terhadap calon tenaga pekerja yang dianggap memenuhi standar kualifikasi atau perusahaan.

Proses Rekrutmen
Proses rekrutmen berlangsung mulai dari saat mencari pelamar hingga pengajuan lamaran oleh pelamar. Oleh karena itulah rekrutmen sebagai salah satu kegiatan manajemen sumber daya manusia tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan kegiatan yang lain seperti deskripsi dan spesifikasi pekerjaan atau jabatan sebagai hasil analisis pekerjaan atau jabatan yang memberikan gambaran tentang tugas-tugas pokok yang harus dikerjakan.
Proses rekrutmen ini adalah proses mencari, menemukan, mengajak dan menetapkan sejumlah orang dari dalam maupun dari luar perusahaan sebagai calon tenaga kerja dengan karakteristik tertentu seperti yang telah ditetapkan dalam perencanaan sumber daya manusia. Hasil yang didapatkan dari proses rekrutmen adalah sejumlah tenaga kerja yang akan memasuki proses seleksi, yakni proses untuk menentukan kandidat yang mana yang paling layak untuk mengisi jabatan tertentu yang tersedia di perusahaan, setelah diadakan perencanaan SDM, dan analisis serta klasifikasi pekerjaan.
Rekrutmen merupakan proses komunikasi dua arah. Pelamar-pelamar menghendaki informasi yang akurat mengenai berbagai informasi perusahaan atau organisasi yang bersangkutan. Sedangkan perusahaan atau organisasi sangat menginginkan informasi yang akurat tentang pelamar-pelamar tersebut sebelum diangkat menjadi karyawan.

Beberapa Alasan Dilakukan Rekrutmen
  1. Berdirinya organisasi baru
  2. Adanya perluasan (ekspansi) kegiatan organisasi
  3. Terciptanya pekerjaan-pekerjaan dan kegiatan-kegiatan baru
  4. Adanya pekerjaan yang pindah ke organisasi lain
  5. Adanya pekerja yang berhenti, baik dengan hormat maupun tidak dengan hormat
  6. Adanya pekerja yang berhenti karena memasuki usia pensiun, dan
  7. Adanya pekerja yang meninggal dunia. 

Tujuan Rekrutmen
Menurut Henry Simamora (1997:214), tujuan rekrutmen antara lain :
  1. Untuk memikat sekumpulan besar pelamar kerja sehingga organisasi akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pemilihan terhadap caloncalon pekerja yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi.
  2. Tujuan pasca pengangkatan (post-hiring goals) adalah penghasilan karyawan-karyawan yang merupakan pelaksana-pelaksana yang baik dan akan tetap bersama dengan perusahaan sampai jangka waktu yang masuk akal.
  3. Upaya-upaya perekrutan hendaknya mempunyai efek luberan (spillover effects) yakni citra umum organisasi haruslah menanjak, dan bahkan pelamar-pelamar yang gagal haruslah mempunyai kesan-kesan positif terhadap perusahaan.

Tujuan utama dari proses rekrutmen dan seleksi adalah untuk mendapatkan orang yang tepat bagi suatu jabatan tertentu, sehingga orang tersebut mampu bekerja secara optimal dan dapat bertahan di perusahaan untuk waktu yang lama. Meskipun tujuannya terdengar sangat sederhana, proses tersebut ternyata sangat kompleks, memakan waktu cukup lama dan biaya yang tidak sedikit dan sangat terbuka peluang untuk melakukan kesalahan dalam menentukan orang yang tepat. Kesalahan dalam memilih orang yang tepat sangat besar dampaknya bagi perusahaan atau organisasi. Hal tersebut bukan saja karena proses rekrutmen & seleksi itu sendiri telah menyita waktu, biaya dan tenaga, tetapi juga karena menerima orang yang salah untuk suatu jabatan akan berdampak pada efisiensi, produktivitas, dan dapat merusak moral kerja pegawai yang bersangkutan dan orang-orang di sekitamya.

Proses Pelaksanaan Rekrutmen
Beberapa langkah atau tahapan dalam proses pelaksanaan rekrutmen dan seleksi antara lain :
  1. Mengidentifikasi jabatan yang lowong dan berapa jumlah tenaga yang diperlukan.
  2. Mencari informasi jabatan melalui analisis jabatan
  3. Menentukan sumber kandidat yang tepat.
  4. Memilih metode-metode rekrutmen yang paling tepat untuk jabatan. 

Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial

Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis suatu kode etik perilalku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku dalam menjalankan kegiatan perusahaaan atau berusaha.
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan masyarakat kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu              :
  1. Utilitarian Approach; Setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
  2. Individual Rights Approach; Setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
  3. Justice Approach; Para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.

Hal-hal yang mempengaruhi keputusan bisnis
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.
Ada beberapa kelompok yang dapat mempengaruhi kepentingan bisnis diantaranya            :
  1. Para pengusaha dan mitra usaha.
  2. Perusahaan pemasok bahan baku.
  3. Organisasi pekerja yang mewakili pekerja.
  4. Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha.
  5. Bank penyandang dana perusahaan.
  6. Investor penanam modal.
  7. Masyarakat umum yanag dilayani.
  8. Pelanggan yang membeli produk

Manfaat Etika Berbisnis
Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social mendapatkan rasa hormat dari steakholder. Kerangka kerja yang kokoh memandu manager dan karyawan perusahaan sewaktu berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja yang semakin komplek.
Suatu perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan dengan reputasi. Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab social dapat menambah uang dalam bisnis mereka.
Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena       :
  1. Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
  2. Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
  3. Melindungi prinsip kebebasan berniaga.
  4. Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.

Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya.hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.
Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis.misalnya diskriminasi dalam sistemremunerasi atau jenjang kerja.
Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal mungkin harus mempertahankan karyawannya.Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen korporasi yakni dengan cara        :
  1. Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct).
  2. Memperkuat sistem pengawasan.
  3. Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus
Tanggung Jawab terhadap Sosial
1.      Tanggung jawab terhadap Pelanggan
Tanggung jawab terhadap pelanggan jauh lebih luas dari pada hanya menyediakan barang/jasa. Perusahaan mempunyai tanggung jawab  ketika memproduksi dan menjual produk. Dalam praktek tanggung jawab tersebut meliputi         :
a.       Tanggung Jawab Produksi
Produk harus di produksi dengan keyakinan menjaga keselamatan pelanggan. Label peringatan harus ada guna mencegah kecelakaan karna salah dalam penggunaan dan adanya efek samping.
b.      Tanggung Jawab Penjualan.
Perusahaan tidak melakakan strategi penjualan yang telalu agresif atau iklan yang menyesatakan. Perlu survei kepuasan pelanggan, dimana yang bersangkutan diperlakukan sebagaimana mestinya
2.      Tanggung jawab terhadap Karyawan
Cara perusahaan meyakinkan tanggung jawab terhadap Karyawan.
Untuk meyakinkan bahwa karyawan menerima perlakuan yang layak, beberapa perusahaan menciptakan prosedur keluhan untuk karyawan yang merasa bahwa mereka tidak diberikan kesempatan yang sama. Keluhan ditangani oleh seseorang atau departemen/bagian/seksi yang ditunjuk perusahaan. Adanya masukan yang dimaksud perusahaan berusaha memecahkan dan memperbaiki prosedurnya untuk menghindari keluhan karyawan selanjutnya.
3.      Tanggung Jawab terhadap Pemegang Saham
a.       Cara perusahaan meyakinkan tanggung jawab terhadap pemegang saham
·         Manajer perusahaan memonitor keputusan perusahaan untuk meykainkan bahwa mereka membuatnya untuk kepentingan pemilik.
·         Gaji karyawan dikaitkan dengan kinerja perushaan, dalam hal ini karyawan tinggal memfokuskan pada memaksimalkan nilai perusahaan
b.      Cara Pemegang Saham meyakinkan Tanggung Jawab
Pemegang saham aktif dalam mempengaruhi kebijakan manajemen perusahaan, terlebih ketika mereka tidak puas dengan gaji para eksekutif perusahaan atau kebijakan lain. Pemegang saham yang sangat aktif umumnya investor intitusi yang memiliki sejumlah saham besar. Mereka akan meminta pertanggungjawaban eksetuktif perusahaan atas ketidakpuasannya.
c.       Konfik dengan Kompensasi Eksekutif yang Berlebihan
Salah satu perhatian utama pemegang saham adalah gaji yang diberikan kepada para eksekutif perusahaan (CEO) dan eksekutif lainnya. Isu ini timbul manakala perusahaan membayar gaji tinggi kepada para eksekutif dilain pihak imbalan yang diterima oleh para pemegang atas investasinya tidak memuaskan
4.      Tanggung Jawab terhadap Lingkungan
Proses produksi yang digunakan perusahaan juga produksi yang dihasilkan dapat mencemari/merusak lingkungan misalnya polusi udara (CO2) yang berbahaya bagi masyarakat dan polusi tanah akibat sampah atau limbah beracun yang mengakibatkan tanah tidak aktraktif dan tidak berguna untuk keperluan lain seperti pertanian
5.      Tanggung Jawab terhadap Komunitas
Apabila perusahaan membangun suatu basis komunitas, mereka menjadi bagian dari komunitas. Perusahaan menunjukkan kepeduliannya kepada komunitas dengan mensponsori event lokal atau memberi donasi kepada kelompok sosial lokal. Misalnya suatu bank memberi kredit lunak kepada masyarakat sekitarnya yang berpenghasilan rendah dan komunitas minoritas. Ada beberapa perusahaan besar memberi donasi kepada Universitas terkemuka.

Referensi    :

Mata Kuliah     : Pengantar Bisnis Informatika
NPM : 58413507/ Nama : Sinthya Uly/Kelas 4IA23
Materi Tugas    : Bisnis
Dosen              : Rina Noviana
Tugas ke          : 2


Tidak ada komentar

Posting Komentar

© Horas! For You.
Maira Gall